Cohen mendefinisikan
pembelajaran kooperatif sebagai berikut :
Cooperative learning will be defined as
student working together in a group small enough that everyone participate on a
collective task that has been clearly assingn. Moreover, students are expected
to carry out their task without direct and immediate supervision of the teacher
Definisi tersebut
memiliki pengertian luas, yang meliputi belajar kooperatif (cooperative
learning), dan kerja kelompok (group work), juga menunjukkan ciri
sosiologis yaitu penekanannya pada aspek tugas-tugas kolektif yag harus dikerjakan berdama dalam kelompok dan
pendelegasian wewenang dari guru kepada siswa. Guru berperan sebagai
fasilitator dalam membimbing siswa menyelesaikan materi atau tugas
Menurut Slavin (1995:5)
“dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggung
jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok
Sementara itu menurut
Artz dan Newman (1990:448), belajar kooperatif adalah suatu pendekatan yang
mencakup kelompok dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk
memecahkan masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan
bersama
Berdasarkan beberapa
definisi di atas dapat dikatakan bahwa belajar kooperatif mendasarkan pada
suatu ide bahwa siswa bekerja sama dalam belajar kelompok dan sekaligus
masing-masing bertanggung jawab pada aktivitas belajar anggota
kelompok-kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi
pelajaran dengan baik.
Model pembelajaran
Group Investigation (Penyelidikan Kelompok) ini berasal dari tulisan-tulisan
filsafat, etika, dan psikologi sejak tahun-tahun pertama abad ini. Orang
pertama yang merintis menggunakan metode ini adalah John Dewey. Dewey memandang
bahwa kerjasama dalam kelas sebagai prasyarat untuk mengatasi berbagai
persoalan kehidupan yang kompleks dalam demokrasi. Kelas merupakan bentuk
kerjasama dimana guru dan murid membangun proses pembelajaran dengan perencanaan
yang baik. Pembelajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan
sekolah, dengan membuat keputusan-keputusan yang menentukan tujuan kemana
mereka belajar. Perencanaan kelompok merupakan salah satu modal untuk menjamin
keterlibatan siswa secara maksimal.
Model investigasi
kelompok berasal dari premis bahwa dalam bidang social maupun intelektual,
proses pembelajaran disekolah menggabungkan nilai-nilai yang didapatnya.
Interaksi kooperatif dan komunikasi diantara teman-teman kelas dapat dicapai
paling efektif dalam kelompok kecil, dimana pergaulan antara teman-teman sebaya
dapat dipertahankan.
Keberhasilan
pelaksanaan investigasi kelompok sangat tergantung dengan latihan-latihan
berkomunikasi dan berbagai keterampilan social lain yang dilakukan sebelumnya.
Tahap ini merupakan peletakan dasar (laying the groundwork) bagi
pembentukan kelompok (team building). Guru dan siswa melakukan berbagai
macam kegiatan yang bersifat akademik dan non akademik yang menunjang
terbentuknya norma-norma perilaku kooperatif yang sesuai dan dapat dibawa ke
dalam kelas.
Investigasi kelompok
ini sangat cocok untuk kajian-kajian yang bersifat terpadu yang berkaitan
dengan pemerolehan, analisis, dan sintesis informasi untuk menyelesaikan
masalah-masalah multidimensi. Sebagai bagian dari investigasi, para siswa
mencari dan menemukan informasi dari berbagai macam sumber di dalam maupun di
luar kelas. Kemudian para siswa mengevaluasi dan mensintesiskan semua informasi
yang disampaikan oleh masing-masing anggota kelompok dan akhirnya dapat
menghasilkan produk berupa laporan kelompok.
Siswa perlu membuat
perencanaan kooparatif terhadap bahasan yang akan mereka lakukan. Para anggota
kelompok berpartisipasi dalam merencanakan berbagai macam dimensi dan
persyaratan yang menjadi bahasan mereka. Biasanya ada pembagian kerja dalam
kelompok yang dapat meningkatkan saling ketergantungan positif di antara para
anggota. Dalam melaksanakan model Investigasi Kelompok, guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator. Guru berkeliling diantara kelompok-kelompok, untuk
melihat apakah kelompok-kelompok itu sedang melakukan pekerjaan mereka, dan
membantu mencarikan jalan keluar dari masalah-masalah yang mereka hadapi dalam
interaksi kelompok dan pelaksanaan tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan
kegiatan pembelajaran. Yang terpenting dalam pembelajaran yang menggunakan
model Investigasi Kelompok ini, guru harus memberikan contoh (memodelkan)
berbagai keterampilan social dan komunikasi yang diharapkan dari siswa.
postingan ini sangat menarik serta enak dibaca.... saya berharap bisa berkunjung lagi
ReplyDelete