A. Dasar Konsep Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
1. Kelas Demokrastis
Pada 1916, John Dewey menulis sebuah buku yang berjudul Democracy and Education. Konsep Dewey tentang pendidikan menyatakan bahwa kelas seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih luas menjadi laboratorium bagi pembelajaran kehidupan nyata. Pedagogi Dewey mengharuskan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang ditandai oleh prosedur-prosedur yang demokratis dan tentang berbagai masalah social dan interpersonal.
2. Hubungan Antar Kelompok
Pada 1954, Mahkamah Agung AS menerbitkan keputusan historisnya. Brown, v. Board of Education of Topeka, yang memutuskan bahwa sekolah-sekolah negeri di AS tidak boleh lagi beroperasi dengan kebijakan separate-but-equel, tetapi harus terintegrasi secara rasional.
3. Experiential Learning
Didasarkan pada tiga asumsi, antara lain :
- bila kita terlibat secara pribadi dalam pengalaman belajarnya
- pengetahuan harus ditemukan anda sendiri agar memiliki arti atau dapat membuat perbedaan pada perilaku kita
- komitmen kita terhadap belajar dalam keadaan paling tinggi apabila kita bebas menentukan tujuan belajar kita sendiri dan berusaha secara aktif untuk mencapainya dalam kerangka kerja tertentu.
4. Teori Motivasi
Menurut Slavin (2003), perspektif motivasional memfokuskan pada penghargaan menjelaskan tentang struktur tujuan siswa agar lebih giat bekerja. Deatsch (1949) dalam Slavin (2003) mengidentifikasi tiga struktur tujuan, yaitu : kooperatif, kompetitif, dan individualistik.
B. Konsep Pokok Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.
C. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Lie (2004) adalah :
a. saling ketergantungan positif
b. interaksi tatap muka
c. akuntabilitas individual
d. keterampilan menjalin hubungan antar individu
D. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional
No | Kelompok Belajar Kooperatif | Kelompok Belajar Tradisional |
1. | Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu dan salig memberikan motivasi | Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungan diri pada kelompok |
2. | Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok | Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang kelompok |
3. | Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnis, dan sebagainya | Kelompok belajar biasanya homogen |
4. | Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok | Pimpinan kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing |
E. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
Keuntungan pembelajaraan kooperatif, antara lain :
1. meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
2. memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
3. memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
4. memungkinkan terbentuknya dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
5. menghilangkan sifat egois.
6. membangun persahabatan
7. untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekan melalui berbagai ketrampilan sosial.
8. meningkatkan rasa saling percaya.
9. meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
10. meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang diarasakan lebih baik.
11. meningkatkan kegemaran berteman tanpa membeda-bedakan.
F. Beberapa Metode Pembelajaran Kooperatif
Empat metode dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :
1. Metode STAD (student achievement divisions)
Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari universitas John Hopkins. Metode ini dianggap paling sederhana dan paling langsung dari penedekatan pembelajaran kooperatif. Para guru menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, balik melalui penyajian verbal maupun tertulis.
2. Metode Jigsaw
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan melalui metode jigsaw.
3. Metode GI (group investigation)
Metode ini menuntut siswa untuk kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun ketrampilan proses memiliki kelompok (group process skills).
Langkah-langkah dalam Metode GI, antara lain :
a. seleksi topik
b. merencanakan kerja sama
c. implementasi
d. analisis da sintesis
e. penyajian hasil akhir
f. evaluasi selanjutnya
4. Metode Struktural
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dan kawan-kawan. Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan metode lainnya, metode struktural menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Beberapa teknik dalam metode struktural, antara lain :
- mencari pasangan
- bertukar pasangan
- berkirim salam dan soal
- bercerita berpasangan
- dua tinggal dua tamu
- keliling kelompok
- kancing gemerincing
No comments:
Post a Comment